Akhirnya setelah persiapan sebulan lebih, waktunya telah tiba. Kantor tempatku bekerja akan pindah gedung dari Jurong ke gedung kantor pusat di daerah Changi.
Masa persiapan ini benar-benar melelahkan, terutama di minggu terakhir ini. Perpindahan kantor telah ditetapkan akan dilakukan pada weekend, dan hari Seninnya semua diharapkan sudah berjalan seperti semula lagi.
Yang cukup mengkhawatirkanku adalah kondisi komputer-komputer selama perpindahan. Memang sih untuk perpindahan ini perusahaan transport (disebut “Mover”) mengcover semua komputer tersebut di dalam asuransi, tetapi hanya bila terjadi kerusakan fisik yang kelihatan, misalnya karena terjatuh dan casingnya penyok. Tapi bila terjadi kerusakan data tanpa ada tanda-tanda fisik yang jelas, hal ini tidak tercover di dalam asuransi. Dan dari pengalaman beberapa senior yang telah pernah melakukan perpindahan kantor, ada kemungkinan beberapa komputer mengalami kerusakan data seperti itu.
Oleh karena itu, selama beberapa minggu aku sibuk melakukan backup data dari komputer-komputer yang tergolong critical bagi operasi bisnis.
* Hari Jumat, hari terakhir di kantor lama *
Kita semua berkumpul di ruang meeting untuk briefing terakhir. Setelah pembukaan, bossku mempersilahkanku untuk memberikan briefing kepada rekan-rekan. Aku pun maju ke depan.
“Ok guys, this is it. The move day is finally here”, kataku dengan nada serius tapi dengan senyum mengembang.
Kupandang rekan-rekan yang duduk di depanku. Wajah-wajah yang ramah dan friendly. Aku bersyukur sekali bahwa aku dapat bekerja di kantor dengan rekan-rekan yang ramah seperti mereka. Baik rekan sejawat, maupun manager, semuanya ramah. Tidak kuduga sebenarnya, sebab dari yang selalu kudengar dari teman-teman yang telah bekerja terlebih dahulu di Singapura, attitude disini katanya dingin, individualistis, dll.
Individualistis sih mungkin iya, tapi dingin.. tidak. Setidaknya itu yang kurasakan dari rekan-rekan kerjaku. Mereka sangat ramah dan baik.
“Thank you for your cooperation, we have packed most of the stuffs”
“Don’t forget to fill in the forms for the things each of us put into the boxes”
“Please send softcopy to me, and print one for Grace”
“The mover will come tomorrow morning at 9.00, and we expect to arrive at Changi around 11.00”
“Once we arrive there, we will start unloading the servers first, because we must make sure all the servers are up and running for Monday”
“Fajar, do you need help for setting up all that?”, Rajeev, salah seorang programmer bertanya. Ia tergolong staff senior dan rekan-rekan menghormatinya.
“Yes, thanks for asking, Rajeev. I’ve already got some help. Li Ren, Anthony, Kumar, and Ashok have volunteered to help me tomorrow. They will be waiting for me at Changi office”
“So, I will finish the dismantling of the server room tonight, and we are ready to move”
“If you have anything to ask about the move, you can ask either me or Grace”
“That’s all. Thank you guys”, kataku menutup briefing.
…..
Pukul telah menunjukkan 22.30, tapi aku masih berkutat di dalam server room. Proses backup terakhir atas salah satu server ternyata memakan waktu lebih dari yang kurencanakan.”Tinggal 15 menit lagi selesai”, kataku dalam hati dengan lega sambil melirik jam tanganku. Aku tidak ingin ketinggalan kereta tengah malam.
Semua orang telah pulang. Sambil menunggu proses backup, aku pun melanjutkan proses dismantling dari rack-rack server. Kumasukkan kabel-kabel dan peripheral server ke dalam kardus-kardus yang telah disediakan oleh perusahaan mover. Suasana telah sepi, hanya terdengar suara kabel yang kulempar ke dalam kardus.
Tapi tiba-tiba terdengar suara “Duk…!” dari ruang server yang sebelah lagi. Seperti ada suara kardus diketuk.Aku menghentikan aktifitasku dan memasang telinga. Tidak ada suara apa-apa. Aku pun melanjutkan kembali memasukkan kabel-kabel ke dalam kardus. Tetapi kemudian..
“Duk.. Duk.. Duk.!”, terdengar kembali suara kardus dari ruang server sebelah. Kali ini aku yakin aku tidak salah dengar. Apakah masih ada yang belum pulang? Tapi rasanya sudah pulang semua.
You must log in to post a comment.